Pesan dari pulau sebrang

Dahulu aku pernah merasakan cinta karena keindahan ciptaan sang pencipta jagat raya, seorang wanita berhasil mencuri pandanganku, bertahun-tahun aku membisu dan tersiksa, singkat cerita, aku dan wanita itu tidak bisa bersama, sudah kukatakan bahwa aku mencintainya, sayangnya aku bukan lelaki pilihannya, naas nasibku, hancur hatiku, hari-hari yang cerah gemilang menjadi suram, aliran lembut udara menjadi racun untuk nadiku. 

Suatu ketika, tidak sengaja aku bertukar pesan dengan seorang wanita yang belum pernah aku jumpai rupanya, seorang wanita yang jauh di sana, seorang wanita yang asik diajak bicara, kami akhirnya saling bertukar pesan dan cerita, aku ceritakan semua kepedihan ku kepada nya, lama-lama racun yang ku hirup lenyap secara perlahan. Waktu telah berlalu, sempat kami tidak bertukar pesan berminggu-minggu, entah kenapa rasanya sepi, aku mulai teringat dengan wanita jauh itu, nama depannya mewakili permata, nama belakang nya serupa bulan yang selalu ditunggu jutaan umat, bulan yang diceritakan membawa berkah dan kebaikan, sempat aku mendengar rekaman suaranya, sangat lembut dan menggoda, jika dia seorang penyanyi niscaya dunia akan diselimuti keindahan suaranya, burung-burung dalam sangkar akan dilepas pemiliknya karena keindahan suara wanita itu mengalahkan berbagai jenis burung yang ada di dunia.

Karena kerinduan itu aku mencoba mengiriminya sebuah pesan, tidak butuh waktu lama diapun membalasnya, akhirnya kami kembali saling bertukar cerita, tapi bait pesan yang dia kirim terselubung aroma kerinduan yang diseliputi godaan, diriku yang dikala itu merindu akan obrolan mulai merasakan sihir, bukan sihir biasa melainkan sebuah sihir yang dapat melahap apapun yang ada ditengah nya, sebuah sihir yang dapat menghisap mentari, sekali kamu terhisap didalamnya tidak mungkin untuk kamu memundurkan waktu. Sadar tidak sadar kami saling menggoda satu sama lain, memberikan bait-bait tanda bahwa kami saling merindu. Pada akhirnya akupun memberanikan diri untuk menandai hatinya bahwa dia milikku, akupun mencoba untuk memberikan hatiku yang sudah hancur ini kepadanya.

Hubungan kami masih berlanjut sampai hari ini, tahun telah berganti padhaal hubungan kami belum sampai setahun, hatiku yang hancur berkeping-keping kala itu mulai terangkai kembali seiring bertambahnya waktu. Tiap hari aku bisa mendengar suaranya itu, membuat ku merasa bahwa aku adalah laki-laki paling beruntung, tak sabar untukku mendengar suara itu langsung dari telingaku, meski jarak kami jauh membentang, dipisahkan oleh lautan, akan tetapi aku ingin percaya, aku ingin percaya akan hubungan kami berdua.