Bukan putri dari negeri dongeng
Aku teringat dengan seorang wanita cantik jelita, aku menyadari bahwa dia cantik ketika kami sudah tidak lagi dalam satu naungan tanah yang sudah terpisah oleh garis peta. Sejak dahulu aku selalu menyukai kisah-kisah kerajaan, pedang, naga, sihir dan hal-hal lain yang berbau fantasy, saat itu aku masih duduk di bangku SD aku selalu bersemangat pulang sekolah untuk menonton acara TV kesukaan ku, aku selalu berhayal menjadi seorang kesatria, ninja atupun penyihir dan Super Hero.
Ketika menginjak kelas 5 SD, ada sosok perempuan yang aku kagumi, sosok perempuan yang menyerupai seorang Putri dari kerjaan langit, langkah nya begitu anggun, senyumnya menawan, aku sangat ingat gigi depannya seperti kelinci, aku yakin para kelinci akan tersanjung jika mengetahui hal itu. Jika kamu melihat ia dari samping niscaya kamu akan melihat siluet bidadari kecil yang entah dari langit mana dia turun, jika kamu melihatnya dari depan kamu akan melihat perempuan anggun yang disekelikingi prajurit kerajaan, lelaki mana yang berani mendekat? jika kamu melihatnya dari belakang kamu akan menyadari bahwa dia seperti sedang berjalan beralaskan karpet merah jambu dengan taburan bunga disekelilingnya, semua pandangan akan tertuju padanya. Dia sosok perempuan yang ramah, sopan dan penuh tata kerama, semua ibu akan sangat mendambakan anak perempuan seperti dia, semua ayah akan senantiasa giat bekerja demi selalu melihat senyumnya. Percayalah jika kamu tidak sengaja melihatnya murung niscaya kamu akan merasakan kegelisahan, hatimu akan goyah, raut wajahmu akan terpana kepadanya, tapi jika kamu melihatnya tersenyum hatimu akan terasa damai dan tentram, jika dunia bisa melihatnya tersenyum niscaya perang dunia akan terhenti hanya untuk melihat senyumnya itu. Aku selalu mengaguminya kala itu, apa itu cinta? Aku bahkan tak tahu apa itu sebenarnya, tontonan ku kala itu hanyalah kartun tiap harinya, terkadang aku merasa teman sekelas ku terlalu dewasa atau aku yang terlalu kekanak-kanakan? Maksudku saat itu kami semua masih bocah SD. kamu tau apa yang kurasakan kala itu ketika dia ada didekat ku? Pernah dia ada di belakangku memperhatikan aku menggambar, aku tidak menyadarinya, sampai dia bilang bahwa gambarku bagus, gugup rasanya dan ada rasa bangga kala itu ketika gambarku dipuji olehnya, mungkin rasanya seperti seorang rakyat jelata yang diakui karyanya oleh seorang anak bangsawan, tapi faktanya kala itu dia anak dari seorang pejabat di daerahku, aku tau itu ketika aku SMP.
Ketika masuk SMP dan ketika aku duduk di bangku pertamaku di sekolah itu, kadang aku melirik ke luar pintu berharap dia jalan melewati kelas ku, ketika masa orientasi tidak jarang aku memutar kepala berharap secara tidak sengaja aku melihatnya. Ada banyak sekali siswi kala itu, semua teman kelas SD ku sudah kulihat semua malah ketika semester 2 salah satu dari mereka satu kelas denganku dan kebetulan dia adalah salah satu dari teman baiknya, tidak pernah aku tanyakan mengenai dia itu kepadanya. Aku menyadari bahwa dia tidak satu sekolah denganku sejak semester satu, kala itu sosial media sedang panas-panasnya tidak ada satupun siswa siswi yang tidak mempunyai akun Facebook, semuanya saling berteman, dan ketika itu pula aku mengenal komputer dan internet, saat itupun orang tuaku memberi ku sebuah laptop. Kamu pasti sudah menyadari apa yang aku lakukan dengan Laptop dan Facebook, yup aku mencari perempuan itu di Facebook, tidak butuh waktu lama sebenarnya untuk aku menemukan akunnya, yang membuatnya mudah adalah karena nama lengkapnya yang begitu indah, diawali dengan huruf mati dan di akhiri dengan huruf vokal, nama lengkapnya unik, mungkin hanya satu atau dua saja yang memiliki nama akun yang sama dengannya kala itu. Setelah aku menemukan akunnya tentunya aku menambahkannya sebagai teman. Tak butuh waktu lama diapun menerima permintaan pertemanan ku, Aku memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah pesan kepadanya, aku ingat beberapa topik percakapan yang kami bicarakan kala itu, mungkin lebih tepatnya yang aku lontarkan kala itu, mulai dari sekolah dia ada di mana, cita-citanya dan kondisinya. Dia bersekolah di daerah yang sangat jauh denganku, mungkin butuh waktu 2 sampai 3 jam perjalanan untuk bisa sampai ke tempat nya. Ketika aku menanyakan soal cita-cita nya, aku terkejut dengan jawaban pertamanya, dia bilang ingin menjadi seorang Pramugari, dan jika tidak dia ingin menjadi seorang Dokter, maksudku agak aneh kala itu aku mendengar jawaban pertamanya "menjadi seorang Pramugari" rasanya agak asing mendengar jawaban itu dari seorang anak SMP kelas 1, mungkin kamu akan biasa mendengar jawaban menjadi seorang "Dokter, Polisi, Perawat, Pengusaha atau mungkin Presiden", tapi entah siapa yang dia jumpai, apa yang dia lihat, dan buku apa yang dia baca, aku turut senang jika itu memberikan motivasi kepadanya.
Aku akan mulai menceritakan akhir ceritanya, akhir dari tulisan ini, sebuah penutup dari paragraf-paragraf yang telah kamu baca. Aku lupa semester berapa tepatnya, tapi aku masih ingat kejadiannya saat kelas satu SMP, tidak lama setelah kami berteman di Facebook. Aku akhirnya mengungkapkan perasaanku padanya, bahwa aku menyukainya. Jika kamu adalah seorang expert cinta, atau mengerti bagaimana jalan cerita seharusnya menjadi delima mungkin kamu menyadari bahwa kami berdua tidak sedekat itu, kala itu aku tidak tau bahwa ada yang namanya PDKT, maksud ku apa yang kamu harapkan dari seorang bocah yang tontonannya adalah serial animasi? Dan apa yang kamu harapkan dari seorang gadis merah yang ingin menggapai cita-citanya? Mungkin kamu sudah tau jawabnya. Ketika aku mengungkapkan isi hatiku, dia kaget, dia tidak percaya dengan apa yang aku katakan, dia menganggap bahwa aku sedang bercanda, lalu aku bilang padanya bahwa aku berani mengumumkan ini di media sosial, aku tidak begitu ingat jawaban dia persisnya seperti apa, yang pasti intinya adalah dia tidak bisa menerima perasanku ini, masih terlalu dini untuknya dan dia juga ingin fokus dalam studinya yang mana dia adalah murid baru dari sebuah daerah yang baru juga untuknya.
Dan yup itulah kisah cinta pertamaku, bagaimana dengan mu? Apakah berjalan lancar? Sebenarnya masih ada kelanjutannya yang mungkin aka menambah panjang ceritanya, memangnya menurut mu aku akan berhenti dengan penolakan itu? Berkali-kali aku mengatakan bahwa tontonan SD sampai SMP ku adalah kartun dan film-film yang memang ditunjukan untuk anak-anak dari TK pun aku selalu dibelikan mainan oleh kakek ku, pola pikirku tidak jauh dari lingkup itu, apa yang aku tonton tidak ada secara tegas membahas soal percintaan, dan perasaan cinta, yang ada hanyalah membunuh monster, menegakkan keadilan, persahabatan dan kesetiaan.
Oia beberapa tahun kemudian, tepatnya waktu aku masuk kuliah, aku lupa semester berapa, tapi saat ini aku diakhir semester 5, kamu ingat bahwa aku pernah menanyakan cita-citanya? Dan betapa kagetnya aku melihat photo dia di sosial media menjadi seorang Pramugari di sebuah maskapai, aku benar-benar kaget, sontak aku teringat dengan jawabannya kala itu bahwa dia ingin menjadi seorang Pramugari. Apapun pilihannya semoga itu menjadi yang terbaik untuk nya. Saat aku melihat dia, di gambar itu, sudah tidak aku rasakan getaran di dadaku, aku sudah tidak melihat sosok tuan puteri ataupun bidadari pada dirinya, aku sudah tidak melihat prajurit di sekeliling nya, aku sudah tidak melihat karpet merah dengan bunga di sekelilingnya. Mungkin itu karena tontonan ku sudah bukan fantasy lagi. Langganan Netflix btw 👀.